Advertisement

Responsive Advertisement

SELALU ADA JALAN

 SELALU ADA JALAN

Ust. Gufron Aziz Fuadi {UGAF}

Beberapa hari yang lalu ada beberapa mantan aktivis Rohis SMA dan Rohi kampus datang silaturahim ke rumah. Pembicaraan mengalir sampai curhatan mereka tentang beratnya tantangan aktivitas Rohis sekarang. Terutama sejak pihak pihak tertentu membangun narasi bahwa Rohis adalah sarangnya cikal bakal gerakan radikalisme dan terorisme.
Narasi yang dihembuskan terus menerus ini sudah barang tentu membuat pihak sekolah dan kampus lebih selektif dan waspada terhadap aktivis dan aktivitas rohis. Begitupun para orangtua wali murid. Mereka yang dulu senang bila anaknya ikut kegiatan rohis, karena anaknya menjadi lebih sopan dan kebih rajin sholat, sekarang justeru mewanti wanti agar tidak ikut ikut aktiv di rohis takut ketularan menjadi radikal dan teroris. Para orang tua sepertinya lebih senang anak anaknya aktif di tempat nongkrong atau pacaran, karena lebih rendah bahayanya daripada menjasi radikalis.



Ya memang begitulah dakwah, tidak pernah sepi dari tantangan. Dakwah itu tidak seperti jalan diatas karpet merah dengan taburan bunga mawar dan melati, tetapi jalan panjang yang penuh dengan taburan onak dan duri.
Itulah rahasianya, mengapa jalan dakwah selalu lebih sepi dibanding jalan lain.
Tetapi sebagai aktivis dajwah atau aktivis apapun kita dituntut untuk selalu mencari dan menemukan jalan. Kita tidak boleh mudah mati angin apalagi putus asa karena menganggap jalan sudah mentok atau susah buntu.

Sebagai aktivis kita hanya harus selalu berpikir tidak pernah ada jalan buntu, selalu ada jalan keluar. Karena setiap ada jalan masuk pasti ada jalan keluarnya.

Bukankah pahlawan muncul tersebab dia selalu bisa menemukan jalan keluar ketika orang orang beranggapan bahwa jalan sudah buntu?

Penakluk Mesir, Amr bin Ash pernah mengatakan: "Jika seorang pemimpin tahu bagaimana memasuki suatu urusan/masalah, maka dia harus tahu bagaimana cara keluarnya. Betapapun sempitnya jalan keluar yang ada."

Agar kita mampu menemukan jalan keluar dalam setiap masalah yang kita hadapi, maka kita harus memilki cakrawala berpikir yang jauh dan luas. Karena semakin luas cakrawalanya, kita akan memilki banyak pilihan tindakan yang mungkin bisa kita lakukan.

Pahlawan adalah orang yang tidak takut menghadapi kompetisi dan persaingan,  justru ia amat menyukainya. Dia tahu bahwa kompetisi adalah cara terbaik untuk mengeksploitasi potensi potensi yang dimilikinya. Mereka justru sangat mendambakan kompetisi yang tidak terbatas, sebab keterbatasan hanya akan memandegkan berkembangnya potensi. Kompetisi lah yang akan membedakan peringkat seseorang. Tanpa kompetisi, seseorang tidak akan memiliki reputasi!
Allah berfirman: "...Dan ketika orang orang mukmin itu melihat pasukan ahzab (sekutu kafir Quraisy) itu, mereka berkata: Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita..." ( al Ahzab: 22).

Itulah mengapa Pahlawan selalu orang pemberani. Pekerjaan besar selalu menyimpan resiko besar, tanpa keberanian, orang tidak akan menempuh resiko. Keberanian adalah potensi yang tersembunyi (karena ini fitrah) yang mendorong seseorang untuk maju menunaikan tugas dan tanggungjawab dengan kesadaran akan semua resikonya. Mungkin ini seperti ungkapan sebuah hadits: "Surga itu ada dibawah naungan pedang..."
Atau seperti ungkapan Abu Bakar: Carilah kematian niscaya kamu akan dapati kehidupan.

Tetapi keberanian tidak perna akan sempurna tanpa kesabaran. Kesabaran adalah nafas yang menentukan seberapa lama keberanian akan bertahan dalam diri seseorang. Itulah mengapa ulama mengatakan: "Keberanian sesungguhnya adalah kesabaran sesaat..."
Begitulah mengapa Allah berfirman: "... Jika ada diantara kamu dua puluh orang yang sabar, niscaya mereka akan mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada diantara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan mengalahkan seribu orang kafir." (Al Anfal: 65)
Demikianlah, bagaimana Allah kemudian menempa para shahabat dengan pelajaran shabar sampai puncaknya ketika Dia berfirman: "Mintalah pertolongan dengan shabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang yang khusuk." ( Al Baqarah: 45).

Pahlawan adalah orang yang mampu mengerjakan pekerjaan yang orang lain tidak mampu. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Khalid bin Walid: "Berada disuatu malam yang sangat dingin untuk berjihad di jalan Allah, lebih aku sukai daripada mendapatkan hadiah seorang perempuan cantik dimalam pengantin ".
Itulah Khalid, memiliki kemampuan yang kita kesulitan untuk mengerjakan nya.

Ketika kita memutuskan untuk bergabung bersama dakwah, maka sesungguhnya kita diawal dulu mempunyai tekat untuk berkorban sampai titik darah penghabisan, al mautu fi sabilillah asma amanina...

Berkorban disini tentunya bukan untuk diri sendiri tetapi untuk kebaikan dan keselamatan orang banyak. Itulah rahasianya mengapa keberadaan para pahlawan itu selalu dikenang, karena telah membuktikan kemanfaatan nya bagi orang lain. Sabda nabi: "Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." 


Seorang ulama mesir pernah berkata: Orang yang hidup untuk dirinya, akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar."
Kaidah ini bisa juga dipakai untuk menjawab pertanyaan,  mengapa kita belum menang?
Kita belum menang karena kita belum banyak berkorban untuk orang lain. Bahkan kita masih lebih banyak menuntut dari pada berkorban.

Hal lain yang harus dimiliki aktivis adalah optimisme...
(Bersambung)

Wallahualam bi shawab.


 

Ust. Gufron Aziz Fuadi {UGAF}

https://web.facebook.com/media/set/?set=a.113912285481064&type=3 

Post a Comment

0 Comments