Advertisement

Responsive Advertisement

KISAH JULAIBIB

 

Sahabat fillah yang dirahmatai allah swt…

Ada salah satu sahabat yang tidak popular, berperawakan biasa saja, tidak menarik sama sekali, berkulit hitam dan bertubuh pendek,

Keadaannya yang demikian membuat sahabat tersebut sering mendapatkan hinaan dari orang lain.

sahabat tersebut adalah julaibib. Saking tidak terkenalnya, nama beliau hanya di kenal julaibib saja, tanpa nisbat kepada ayahnya.

Suatu ketika, Nabi Muhammad tengah berjalan di sekitar rumah Julaibib. Rasulullah menanyakan kepada Julaibib, apakah ia tidak ingin menikah. Julaibib membalas pertanyaan Nabi dengan santun dan bijak.

"Julaibib", begitu lembut Nabi memanggil, "Tidakkah engkau menikah?"

"Siapakah orangnya yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini Ya Rasulullah?," kata Julaibib sambil tersenyum.

Saat menjawab pertanyaan Nabi, tidak ada rasa sedih di raut wajah sekaligus mata Julaibib. Menanggapi jawaban Julaibib, Nabi juga tersenyum dengan lembut. Mungkin dengan anggapan memang tidak ada orang tua yang mau menyerahkan anak perempuannya kepada Julaibib.

Di hari berikutnya, Nabi kembali bertanya kepada Julaibib dengan pertanyaan yang sama. Dan Julaibibpun  juga kembali memberikan jawaban yang sama pula. Sampai tiga hari berturut-turut, Nabi Muhammad SAW masih saja menanyakan pertanyaan itu kepada Julaibib.

Namun pada hari ketiga, Nabi tak hanya sekedar bertanya. Beliau dengan lembut menarik tangan Julaibib dan membawanya ke sebuah rumah pimpinan sahabat Anshar. Kepada pemilik rumah itulah  Nabi hendak meminang putrinya.

Rasulullah bertanya kepada pemilik rumah tersebut, bolehkan saya melamar putrimu?

"Tentu ya Rasulullah, dengan senang hati," jawab pimpinan Anshar.

"Tapi aku melamar putrimu bukan untukku," kata Nabi.

"Lalu untuk siapa Ya Rasulullah," tanya pimpinan Anshar tersebut

"Untuk sahabatku, Julaibib." jawab Nabi.

Mendengar jawaban Nabi, pimpinan Anshar itu tak bisa langsung menjawab. Dia tahu kalau Julaibib adalah pria buruk rupa dan miskin, tentu ia tak mau anak putrinya menikah dengan pria seperti itu.

Sahabat tersebut berkata “Julaibib, wahai Rasulullah?!! Biarkan aku meminta pendapat ibunya….”

Sahabat itu pun pulang kepada istrinya seraya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melamar putrimu.”
Dia menjawab, “Ya, dan itu suatu kenikmatan…”


“Menjadi istri Rasulullah!” tambahnya girang.
sahabat tersebut berkata lagi, “Sesungguhnya beliau tidak menginginkannya untuk diri beliau.”
“Lalu, untuk siapa?” tanyanya.
“Beliau menginginkannya untuk Julaibib,” jawabnya.

Dia berkata, Tidak. Demi Allah! Aku tidak akan menikahkan putriku dengan Julaibib. Padahal, kita telah menolak lamaran si fulan dan si fulan…” katanya lagi.


Dari belakang terdengar suara wanita ikut masuk di percakapan.

"Ayah, ibu, apakah kalian akan menolak pinangan Rasulullah?," suara putrinya yang dari tadi mendengar pembicaraan mereka keluar dari kamarnya.

"Jika Rasulullah yang melamar, apakah ayah dan ibu akan menolak? Aku sekali-kali tidak akan menolaknya. Aku yakin Rasulullah tidak akan membuat kita sengsara," lanjut putri pimpinan Anshar tersebut.

Perkataan tegas dari putrinya membuat pimpinan Anshar dan istrinya luluh. Akhirnya Julaibib mendapatkan istri seorang bidadari dunia yang cantik dan baik hati.

Tak berselang lama setelah upacara pernikahan dilangsungkan, seruan jihad bergema memanggil.

Julaibib langsung bergegas untuk berangkat perang. Ketika perang selesai, Rasulullah bertanya kepada para sahabat lain. Para sahabat itu tengah mengevakuasi jenazah-jenazah para mujahid.

Rasul berkata: "Apakah kalian kehilangan seseorang?," tanya Rasulullah.

"Tidak ya Rasulullah. Semua sudah kita temukan," sahut salah satu sahabat.

"Apakah kalian kehilangan seseorang?" Rasulullah kembali bertanya.

"Tidak ya Rasulullah. Semua pasukan sudah kembali, yang syahid sudah kita temukan." jawab salah satu sahabat.

"Apakah kalian kehilangan seseorang?" Pertanyaan itu sampai diulang tiga kali. "Aku kehilangan Julaibib," kata Nabi.

Sahabat yang lain tidak terpikirkan dengan nama Julaibib. Setelah disebut Rasulullah, kemudian mereka baru bergegas mencari Julaibib. Sungguh Julaibib sudah gugur syahid dijalan Allah swt.

 Tak segan Rasulullah membobong jenazah sahabatnya itu. Menggunakan kedua tangannya, Nabi jugalah yang memasukkan jasad Julaibib ke liang lahat.

"Julaibib adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari Julaibib," Rasulullah mengulangi kalimat itu dua kali.

Ternyata kedudukan Julaibib sangat istimewa di mata Rasulullah. Julaibib baru saja mendapatkan bidadari dunia, namun bidadari surga lebih merindukannya. Ia dipilih Allah SWT untuk dinikahkan dengan bidadari surga.

Dalam sebuah riwayat..Anas bin malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah orang Anshar yang lebih banyak berinfak daripada istrinya. Kemudian, para tokoh pun berlomba melamarnya setelah Julaibib…”
Benarlah, “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itu adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (An-Nur: 52).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda, sebagaimana dalam ash-Shahih, “Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang engan itu?” Beliau bersabda, “Barangsiapa taat kepadaku, maka ia masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku berarti ia telah enggan.”



 

Post a Comment

0 Comments